QS: “Ia adalah tokoh fiktif yang diciptakan para anti-Syiah. Ia
(Abdullah bin Saba’) adalah sosok yang tidak pernah wujud dalam
kenyataan. Thaha Husain – ilmuwan kenamaan Mesir – adalah salah seorang
yang menegaskan ketiadaan Ibnu Saba’ itu dan bahwa ia adalah hasil
rekayasa musuh-musuh Syiah.” (hal. 65).
PPS: Bukan hanya sejarawan Sunni yang mengakui kebaradaan Abdullah bin
Saba’. Sejumlah tokoh Syiah yang diakui ke-tsiqah-annya oleh kaum Syiah
juga mengakui kebaradaan Abdullah bin Saba’. Sa’ad al-Qummi, pakar fiqih
Syiah abad ke-3, misalnya, malah menyebutkan dengan rinci para pengikut
Abdullah bin Saba’, yang dikenal dengan sekte Saba’iyah. Dalam bukunya,
al-Maqalat wa al-Firaq, (hal. 20), al-Qummi menyebutkan, bahwa Abdullah
bin Saba’ adalah orang memunculkan ide untuk mencintai Sayyidina Ali
secara berlebihan dan mencaci maki para sahabat Nabi lainnya, khususnya
Abu Bakar, Umar, dan Utsman r.a.
Kisah tentang Abdullah bin Saba’ juga
dikutip oleh guru besar Syiah, An-Nukhbati dan al-Kasyi, yang
menyatakan, bahwa, para pakar ilmu menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba’
adalah orang Yahudi yang kemudian masuk Islam. Atas dasar keyahudiannya,
ia menggambarkan Ali r.a. setelah wafatnya Rasulullah saw sebagai
Yusya’ bin Nun yang mendapatkan wasiat dari Nabi Musa a.s. Kisah
Abdullah bin Saba’ juga ditulis oleh Ibn Khaldun dalam bukunya, Tarikh
Ibn Khaldun. (hal. 44-46).
No comments:
Post a Comment